JAKARTA - Ini Dia Bukti Korupsi Jokowi di Pengadaan Bus TransJakarta Yang dimenangkan Keponakan Jokowi, Michael Bimo. Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo atau Jokowi terindikasi terlibat dalam korupsi pengadaan bus TransJakarta.
Berdasarkan informasi yang berkembang, mantan Kepala Dinas Perhubungan
DKI Udar Pristono yang sudah dijadikan tersangka kasus itu sebenarnya
tidak setuju proyek pembelian bus TransJakarta Rp1,5 triliun melalui
tender langsung dengan kemenangan keponakan Jokowi.
Mantan
Kepala Dinas Perhubungan DKI, Udar Pristono yang sudah dijadikan
tersangka kasus itu sebenarnya tidak setuju pembelian bus TransJakarta
Rp1,5 T melalui tender langsung dengan kemenangan keponakan Jokowi.
"Maka dibuatlah panitia lelang yang dikomandoi secara ilegal oleh
Micheal Bimo, mantan ketua timses Jokowi," kata pemilik akun Twitter
Ragil Nugroho @RagilNugroho1.
Kata mantan aktivis PRD ini,
walaupun panitianya ada unsur pemprov, tapi yang menentukan aturan dan
pemenangnya adalah Michael Bimo. "Udar sebagai kepala dinas, mau tidak
mau bertanggungjawab terhadap lelang tersebut. Sampai akhirnya lelang
dimenangkan perusahaan keponakan Jokowi, Michael Bimo" ungkap Ragil.
Kata Ragil, Udar diperintahkan Jokowi untuk mengambil busway dari Cina
yang dalam spesifikasi barang kondisinya bagus. "Padahal Jokowi dan
Michael Bimo sudah tahu kalau Kondisi busway tersebut memang tidak siap
operasi," kicau Ragil.
Menurut Ragil, sekitar empat bulan
sebelum memutuskan beli busway, dan Micahel Bimo diutus Jokowi ke Cina
untuk melihat busway. "Menghitung berapa dana yang harus dikeluarkan
untuk membeli busway dan merekondisinya di Indonesia," jelas Ragil.
Ragil mengungkapkan, bengkel reparasinya pun sudah disiapkan yaitu di
Semarang dan Magelang. "Dua bengkel tersebut masih milik keluarga
Jokowi. Setelah dibayar bus dikirim ke Indonesia," papar Ragil.
Kata Ragil, secara birokrasi Udar lapor ke Kemenhub RI, kalau ada
busway masuk dari Cina dengan spefisikasi A B C D. "Tapi oleh Kemenhub
proses pengeluaran barang dipersulit karena spesifikasi barang tidak
sesuai data di Kemenhub," jelasnya.
Lanjut Ragil, Jokowi panik,
dan diutuslah Ahok menemui Kemenhub. Tapi Kemenhub tetap tidak mau
keluarin barang. Akhirnya tertunda. "Setelah Kemenhub berkoordinasi
dengan BPK dan BPKD. Diceklah barang. Ternyata memang tak sesui
spesifikasinya," paparnya.
"Maka terbongkarlah kalau bus itu
barang lungsuran. Jokowi buang badan bilang kalau ditipu timsesnya,"
ungkapnya. [adivammar/petikan/voa-islam.com]
Kira-kira diproses ndak oleh Kejaksaan dan KPK?
Berdasarkan informasi yang berkembang, mantan Kepala Dinas Perhubungan
DKI Udar Pristono yang sudah dijadikan tersangka kasus itu sebenarnya
tidak setuju proyek pembelian bus TransJakarta Rp1,5 triliun melalui
tender langsung dengan kemenangan keponakan Jokowi.
Mantan
Kepala Dinas Perhubungan DKI, Udar Pristono yang sudah dijadikan
tersangka kasus itu sebenarnya tidak setuju pembelian bus TransJakarta
Rp1,5 T melalui tender langsung dengan kemenangan keponakan Jokowi.
"Maka dibuatlah panitia lelang yang dikomandoi secara ilegal oleh
Micheal Bimo, mantan ketua timses Jokowi," kata pemilik akun Twitter
Ragil Nugroho @RagilNugroho1.
Kata mantan aktivis PRD ini,
walaupun panitianya ada unsur pemprov, tapi yang menentukan aturan dan
pemenangnya adalah Michael Bimo. "Udar sebagai kepala dinas, mau tidak
mau bertanggungjawab terhadap lelang tersebut. Sampai akhirnya lelang
dimenangkan perusahaan keponakan Jokowi, Michael Bimo" ungkap Ragil.
Kata Ragil, Udar diperintahkan Jokowi untuk mengambil busway dari Cina
yang dalam spesifikasi barang kondisinya bagus. "Padahal Jokowi dan
Michael Bimo sudah tahu kalau Kondisi busway tersebut memang tidak siap
operasi," kicau Ragil.
Menurut Ragil, sekitar empat bulan
sebelum memutuskan beli busway, dan Micahel Bimo diutus Jokowi ke Cina
untuk melihat busway. "Menghitung berapa dana yang harus dikeluarkan
untuk membeli busway dan merekondisinya di Indonesia," jelas Ragil.
Ragil mengungkapkan, bengkel reparasinya pun sudah disiapkan yaitu di
Semarang dan Magelang. "Dua bengkel tersebut masih milik keluarga
Jokowi. Setelah dibayar bus dikirim ke Indonesia," papar Ragil.
Kata Ragil, secara birokrasi Udar lapor ke Kemenhub RI, kalau ada
busway masuk dari Cina dengan spefisikasi A B C D. "Tapi oleh Kemenhub
proses pengeluaran barang dipersulit karena spesifikasi barang tidak
sesuai data di Kemenhub," jelasnya.
Lanjut Ragil, Jokowi panik,
dan diutuslah Ahok menemui Kemenhub. Tapi Kemenhub tetap tidak mau
keluarin barang. Akhirnya tertunda. "Setelah Kemenhub berkoordinasi
dengan BPK dan BPKD. Diceklah barang. Ternyata memang tak sesui
spesifikasinya," paparnya.
"Maka terbongkarlah kalau bus itu
barang lungsuran. Jokowi buang badan bilang kalau ditipu timsesnya,"
ungkapnya. [adivammar/petikan/voa-islam.com]
Kira-kira diproses ndak oleh Kejaksaan dan KPK?